Daftar Blog Saya

Sabtu, 26 Februari 2011

Puisi Mengharukan Ariel Di Penjara


Puisi Ariel. Inilah puisi Nazriel Ilham alias Ariel di balik jeruji. Meski Nazriel Ilham alias Ariel, vokalis band yang dulu bernama Peterpan sedang dijerat hukum atas tuduhan sebagai penyebar dan pelaku kasus video seksnya dengan Luna Maya dan Cut tari, ternyata ia masih bisa menorehkan prestasi di akhir tahun 2010 .


Kekasih presenter Luna Maya tersebut dikultuskan menjadi salah satu dari “50 The Greatest Indonesian Singers” oleh Majalah Rolling Stone versi Indonesia. Ariel menempati urutan ke-43 yang diapit oleh vokalis Reza Artamevia di urutan ke-42 dan vokalis Fadly “Padi” di urutan ke-44.

Namun sayang, Puisi Ariel tak dapat menerima langsung penghargaan Majalah Rolling Stone versi Indonesia tersebut di atas panggung pada Jumat (10/12/2010) malam. Sebuah puisi dari balik jeruji pun sengaja dibacakan anchor Metro TV, Alvin untuk mewakili suara Ariel. Berikut adalah petikannya ;

“Jika aku bicara sekarang, dan sebagian lagi akan menyalahkan saya,”.
“Tetapi sebagian lagi akan memaklumi dunia. Dan mereka akan memetik hal yang baik dari kemakluman itu atau hanya keburukannya,”.
“Maafkan saya lebih baik diam,”.
“Jika saya bersuara sekarang, maka itu hanya membuat saya sedikit terlihat lebih baik,”.
“Dan beberapa lainnya terlihat lebih buruk sebenarnya. Maka saya lebih baik diam,”.
“Jika saya berkata sekarang. Maka hanya ada caci maki memuakkan serta semua hina pada keadila. Maka saya lebih baik diam,”.
“Saya hanya akan berkata pada Tuhan, bersuara pada yang berhak, berkata pada diri sendiri, lalu diam kepada yang lainnya,”.
“Lalu biarkan seleksi Tuhan bekerja pada hati setiap orang,”.

Bareskrim 2010 , Ariel dari Bandung.

Senin, 21 Februari 2011

Kepahitan Hidup Itu Telah Menyadarkannya

By: M. Agus Syafii

Kenapa ini harus terjadi? Kenapa harus aku yang mengalaminya? Begitulah pertanyaan yang terlontar seorang laki paruh baya, ia tidak pernah tahu penyebabnya bagaimana peristiwa itu terjadi, ia juga tidak bisa menentukan apa yang terjadi, walau ia berusaha semaksimal mungkin sesuatu terjadi diluar kemampuan dirinya. Sore itu ia bertutur pada saya di Rumah Amalia, dirinya mengalami kecelakaan fatal yang nyaris merenggut nyawanya, walau selamat, ia mengalami guncangan yang teramat berat, jiwanya yang kuat terkadang tidak mampu menanggung beban sebesar itu. Setiap kali sendiri, selalu saja muncul kegelisahan hatinya, apakah yang dilakukan di dalam hidupnya selama ini sudah benar? Teringat masa muda yang bergelimang dosa, jauh dari Allah. Anak dan istrinya menderita karena tidak terurus dengan alasan sibuk kerja.

Air matanya mengalir, terucap lirih, 'Ya Allah ampunilah hambaMu ini' Ia masih teringat ketika mengendarai mobilnya, ia sudah berhati-hati, ia membawa mobilnya dengan baik, tetapi entah kenapa masih saja ia mengalami kecelakaan? Ia sudah mengantisipasi semua hal, tetap juga kena musibah. Peristiwa yang dirasakan membuat ia tenggelam dalam kesedihan, tidak mengerti kenapa semua itu terjadi pada dirinya. Adakah yang bisa menjawabnya, Ribuan pertanyaan, dirinya tidak pernah menemukan jawabannya. Mengapa musibah ini membuat hidupku menderita? Hanya Allahlah mengetahui jawabannya, kita hanyalah aktor yang telah ditetapkan oleh Allah untuk mengikuti skenarionya. Allah telah menyiapkan alur cerita, ada bagian cerita yang indah, ada cerita yang penuh isak dan tangis.

Beberapa hari kemudian setelah pulang dari Rumah Sakit, Istri & anaknya telah meninggalkan rumah. Air matanya yang mengalir setiap malam tidak membuat anak dan istrinya kembali. Kepahitan hidup yang bertubi-tubi yang dihadapinya membuatnya lebih mendekatkan diri kepada Allah & bisa lebih bersabar dalam menjalani hidup. Sholat fardhu senantiasa dikerjakan tepat waktu. Kepahitan hidup telah membuatnya tersadar akan cinta & kasih sayang anak & istrinya, ia telah menyesali apa yang telah dilakukannya, memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang pernah dilakukannya.

'Hai orang2 yang beriman, mintalah pertolongan (kpd Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang2 yang sabar' (QS. al-Baqarah : 153).

Wassalam,

Minggu, 20 Februari 2011

Mawar dan duri dalam hidup kita

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.

Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh puladuri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapaduri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.


Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.”


Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.

Di dalam setiap jiwa manusia pasti ada selalu ‘mawar’ yang tertanam. Tuhan yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.

Namun sayang, ada sebagian dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Merasakan hanya kelemahan yang ada pada dirinya. Merasa hanya menjadi beban bagi orang lain. Banyak dari saudara kita yang hanya melihat sisi buruk, sehingga dalam menjalani kehidupan ini dipenuhi dengan kepesimisan seolah menolak keberadaan mereka sendiri. Saudara kita itu sering kecewa dengan dirinya dan tidak mau menerimanya. Mereka berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari nya. Sehingga menolak untuk “menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah ada dan tak pernah memahami potensi yang dimilikinya.


Marilah kita sirami terus menerus apapun yang menurut kita baik, meski banyak kerikil atau duri tajam menghadang, apapun hasil akhirnya. Yang terpenting adalah yakin , bersabar menjalani semuanya, bahwa kita bisa dan mampu melewati semua duri kehidupan ini dengan yakin bahwa Tuhan akan memberikan hasil akhir yang indah...:))

cinta sejati

 kekasih dr cinta sejati adalah...
ia akan dtg tanpa diduga untuk membantu anda... tanpa anda memintanya...
ia mencintai anda... tetapi dia tidak akan memaksa anda untuk mencintainya...
dia akan tetap datang dalam kehidupan anda...walaupun dia sudah bukan bagian dari cerita cinta anda...
dia akan mengikhlaskan anda...krn ...ia tidak mau membebani anda..